Kamis, 10 Desember 2015

Tempat wisata budaya

"Tempat-tempat wisata budaya"



1. museum wayang kakayon

2. Makam syeh bela-belu

makam syekh bela-belu parangtritis( sumber : thearoengbinangproject.com )
       Gapura Makam syeh bela-belu yang berada pesis di tepi sebelah kiri jalan parangtritis,jika pengunjung datang dari arah yogya. Dasar undakan menuju kepuncak perbukitan dimana Makam syeh bela-belu berada terlihat di belakangnya.




Anda tertarik dengan wisata-wisata di bantul yogyakarta !!!
anda perlu mencoba datang ke bantul yogyakarta  !! pasti bakalan ketagihan  !!

Tempat wisata Air

"Tempat-tempat wisata air"


1. Air terjun gedangan


( sumber: www.ragamtempatwisata.com )
       Lokasinya berada di kab. Bantul,Yogyakarta. untuk anda Pecinta wisata alam terutama yang lokasinya berada di kawasan jogja yang terkenal memiliki banyak sekali pantai dengan potensi yang sangat bagus untuk di jadikan tempat wisata dan pantai yang sudah terkenal seperti parang tritis.

2. Air terjun jurang pulosari


( sumber: jalanjogja.com )
       Salah satu air trjun yang sedang populer di kalangan warga Bantul, jogja dan sekitarnya adalah Air Terjun Jurang Pulosari. Selain lokasinya tak jauh dari koa jogja, air terjun ini memiliki kolam alami yang berwarna hijau sehingga pengunjung bisa bermain air air di sini. Dari penamaannya sudah bisa diketahui letak air trejun ini ada di bawah jurang, tapi tak perlu khawatir karena pihak pengelola sudah membuat jalan setapak untuk pengunjung sehingga dapat mencapai lokasi dengan mudah.

Tempat Wisata kuliner

              " kuliner-kuliner yang ada di kota Bantul"


Anda yang belum mencoba ,
datang dan rasakan nikmatnya makanan di kota Bantul.

1.Soto Kadipiro


( sumber: journalejoina.blogspot.com )
      Soto Kadipiro terletak di jalan Wates. Walaupun berada didekat Kota, masih termasuk Bantul lho tepatnya di Desa Kadipiro Kecamatan Kasihan Bantul. Soto Kadiporo yang sekarang ada terdiri dari beberapa warung soto yang semuanya turun temurun. Pendiri pertamanya adalah Karto Wijoyo pada tahun 1921, dan beliau meninggal pada tahun 1972, kemudian dikelola oleh generasi kedua, yaitu bapak Widadi Dirjo Utomo. Warung ini berada di Utara Jalan (Warna Hijau).  Soto Kadipiro mempunyai rasa ringan, tapi rasa kuahnya gurih. Isi sotonya adalah suwiran ayam kampung, tauge dan kol, ditaburi daun bawang dan goreng.
Biasanya banyak yang menikmatinya untuk sarapan dan makan siang. Kalo anda berkunjung ke Jl Wates ada beberapa warung soto Kadipiro yakni Soto Kadipiro, Soto Kadipiro II, Kadipiro Baru dan Kadipiro Plus, mereka semua pewaris resep dari bapak Karto Wijoyo.

2. Ayam Goreng Mbah Cemplung


( sumber: www.telusurindonesia.com )
       Ayam goreng mbah Cemplung terletak di sebelah barat Desa Wisata Kasongan tepatnya didusun Semanggi Kasongan Bantul
       Menu andalannya ya tentu saja Ayam Goreng Ayam Jawa yang disajikan dengan sambel mentah yang maknyuss. Dari sisi tempat mungkin kurang representatif namun pengunjungnya apabila jam-jam istirahat membludak dan jarang banyak tamu yang tidak kebagian tempat.

3. Gudeng Nggeneng


( sumber:  kuliner-online.com )
       Gudeg ngGeneng terletak di Panggung Harjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul Mungkin yang belum pernah ke Bantul, agak sulit dicari karena rumahnya terletak di tengah perkampungan tepatnya sebelah barat  ISI Jogja. Warung makan ini dimiliki oleh mBah Martodiryo atau mBah Marto Gowok .
        Gudeg basah dan mangut lele merupakan menu utama di warung ini. Mangut lele menjadi unik karena cara memasaknya dan rasanya yang khas. Lele di sini diasapi dulu sebelum dimasak dengan bumbu mangut. Lele ditusuk dengan pelepah daun kelapa (bongkok), ditumpuk dan kemudian diasapi dengan menggunakan sabut kelapa. Dan yang paling unik adalah penyajian langsung di dapur sehingga nganeni untuk selalu di kunjungi.

4. Bakmi Mbah Mo Code


( sumber: 1hal.com )
        Mungkin warung bakmi ini adalah yang paling populer dikalangan pecinta kuliner malam di Jogja. Setiap hari yang datang selalu banyak dan antri kalo ingin mencicipi Bakmi Mbah Mo ini. Lokasinya terletak di dusun Code Trirenggo Bantul.
        Menu spesial ya tentu saja Bakmi, mau yang godog, goreng atau nyemek (kering nggak basah juga nggak) dan maknyuss pastinya.

5. Sate Klathak Jejeran


( sumber: jogjakartour.com )
       Buat yang tidak punya penyakit darah tinggi Kuliner yang satu ini wajib di coba. Sate Klathak ini adalah sate khas nJejeran Bantul berupa sate kambing bumbu garam, sehingga rasanya agak asin, akan lebih pas jika cara mengkonsumsinya dengan nasi putih yang diberi kuah. Lokasinya agak sedikit jauh dari Kota Yogyakarta tepatnya di Jl. Imogiri Timur KM 8 nJejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul.

6. Sambel Welut Pak Sabar


( sumber: wisatajawa.com )
      Mungkin bagi sebagian orang belut menjijikan namun ditangan Pak Sabar ini menjadi kuliner yang membuat air liur netes terus alias ngeces untuk mencicipinya.
Lokasi Sambel welut Pak Sabar berada di Jln Imogiri Barat km 6, Dokaran, Tamanan,
Banguntapan, Bantul.
Tempatnya tidak jauh dari Kota Yogyakarta. Menu spesialnya adalah belut goreng beserta sambalnya, namun ada juga menu lainnya yakni kutuk goreng (ikan gabus) dan lele goreng. Pokoke maknyuus dah, apalagi sambelnya.

7. Pecel lele Sendang Semanggi


( sumber: kangjava.worpress.com )
      Pecel lele Mbah Warno ini mungkin kuliner yang paling jadul dengan tempat seadanya. Namun karena kejadulannya banyak yang sering mampir ke sisi. Tempatnya dekat dengan warung Ayam Goreng Mbah Cemplung tepatnya arah selatan sekitar 500 meter. Jadi Kalo anda ke Desa Wisata Gerabah Kasongan, anda bisa mampir ke warung ini atau ke Ayam Goreng mbah Cemplung.

8. Tongseng Ayam Sudimoro


( sumber: lukmantifaperwira.wordpress.com )
        Warung Sudimoro di Jalan Jenderal Sudirman No 2 Bantul, Yogyakarta, atau tepatnya di sebelah selatan Pasar Bantul. Menu spesial tentu saja tongseng ayam, hehe ga mungkin kan sate kambing. Nah buat yang hobi makan ayam namun dengan masakan laen, warung yang satu ini wajib di kunjungi.

9. Pecel Wader Wiyoro


( sumber: potensiwisata.bantulkab.co.id )
        Pecel Wader (ikan) ini terletak di Jalan Wonosari tepatnya Wiyoro Banguntapan Bantul. Lokasinya cukup mudah di jangkau dari arah Yogyakarta. Masakan wader goreng yang disajikan secara jadul ini sangat menggugah selera.

Selasa, 08 Desember 2015

Tempat Wisata Alam

"Pesona wisata alam di kota Bantul"


1. Jembatan Gantung Siluk
 
 ( sumber: online-instagram.com )
       Melintas di atas Sungai Oyo, warna kuning Jembatan Gantung Siluk terlihat mencolok di antara hijaunya perbukitan Imogiri. keunikan jembatan yang dikenal juga sebagai Jembatan Selopamioro ini membuat banyak orang berduyun-duyun untuk mengabadikan pose di jembatan, bahkan untuk pre-wedding.

2. Hutan Pinus Imogiri


 ( sumber: piknikjogjamurah.blogspot.com )
        Pohon-pohon pinus yang ditanam sekitar tahun 1989 hingga 1992 di kawasan Cagar Alam Imogiri itu, kini tumbuh menjulang tinggi. Tak hanya berfungsi sebagai hutan lindung, Hutan Pinus Imogiri juga menjadi destinasi yang tepat jika ingin menghilangkan penat. Perpaduan udara sejuk pegunungan dan pinus nan rindang membuat pikiran lebih tenang. Sekilas deretan pinus merkusii di hutan homogen ini mengingatkan kita pada lokasi-lokasi syuting film di luar negeri. Tak heran jika hutan ini menjadi salah satu lokasi favorit untuk hunting foto seperti pre-wedding.

3. Puncak Becici


 ( sumber: www.yogyes.com )
      Bentang sawah berlatar Merapi nan gagah menjadi suguhan utama panorama di Puncak Becici. Pemandangan ini pun semakin jelas ketika dinikmati dari atas sebuah gardu pandang yang dibangun pada sebatang pohon pinus. Puncak bagian utara dari kawasan hutan pinus produktif yang termasuk dalam wilayah Resort Pengelolaan Hutan Mangunan, Yogyakarta ini memang menjadi salah satu lokasi menarik untuk menikmati landscape Jogja dari ketinggian.

4. Puncak Tri Panjung


 ( sumber: marikitadolan.wordpress.com )
      Berhadapan langsung dengan Air Terjun Sri Gethuk, membuat bukit Tri Panjung disebut-sebut sebagai kembar siam yang dipisahkan oleh Sungai Oyo. Dari bukit dengan tiga puncak ini terlihat aliran-aliran Air Terjun Sri Gethuk yang terpecah seolah menembus semak-semak rimbun hingga bermuara di Sungai Oyo.    Untuk mempermudah akses ke tempat yang menyajikan panorama Sri Gethuk dari ketinggian ini, berbagai fasilitas telah disediakan oleh pokdarwis setempat seperti gardu pandang sederhana, gazebo untuk beristirahat serta jalan dan tangga cor semen.

Tempat wisata Pantai

           9 pantai yang berada di kabupaten Bantul, Yogyakarta

1. Pantai Parangtritis


( sumber: yogykarta.panduanwisata.id )
       Parangtritis merupakan pantai yang paling terkenal di Jogja. Pantai ini menjadi tempat nongkrong yang asyik ketika senja. Menunggu matahari tenggelam di Parangtritis bersama dengan teman atau pacar akan menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan
       Pantai Parangtritis sangat erat kaitannya dengan Ratu Selatan. Banyak yang menyakini bahwa di pantai ini terdapat sebuah kerajaan gaib yang dihuni oleh ratu pantai selatan. Beberapa masyarakat juga meyakini bahwa pantai ini adalah pintu gerbang menuju kerajaan tersebut
       Sebagai objek wisata yang populer, fasilitas di pantai Parangtritis ini sangat lengkap. Di pantai ini juga terdapat persewaan ATV (All Terrain Vehicle) yang bisa digunakan untuk menjelajahi setiap setiap sudut pantai. Untuk bisa sampai ke pantai Parangtritis kamu juga bisa menggunakan kendaraan umum yang beroperasi hingga pukul 5 sore

2. Pantai Parangkusumo


( sumber: indonesiaexporer.net )
        Pantai Parangkusumo ini masih satu kompleks dengan pantai Parangtritis. Pantai ini merupakan pantai yang cukup sakral. Banyak sekali acara-acara ritual yang diadakan di pantai Parangkusumo pada waktu-waktu tertentu.
        Di pantai ini terdapat sebuah sebuah bangunan yang dinamakan Cepuri. Di banguan terdapat dua buah batu yang dinamakan Batu Cinta. Kedua batu tersebut dipercaya sebagai tempat duduk Panembahan Senopati (rata kerajaan Mataram) dan Ratu Pantai Selatan ketika mengikat sebuah perjanjian sehingga dinamakan Batu Cinta.
       Pantai Parangkusumo memiliki padang pasir yang cukup luas. Datang ke pantai Parangkusumo pada sore hari menjelang senja juga merupakan pilihan yang sangat menarik

3. Pantai Depok


( sumber: sarihusada.co.id )
      Pantai Depok berjarak sekitar 1,5 km dari pantai Parangtritis di sebelah barat. Pantai ini merupakan surga bagi mereka yang menyukai kuliner seafood. Di pantai ini kamu bisa menikmati berbagai menu seafood yang masih fresh
      Di pantai Depok banyak sekali warung-warung yang menjual masakan berbahan seafood segar hasil tangkapan nelayan. Kamu bisa menikmati hidangan sembari menikmati pemandangan pantai yang indah. Setelah puas menikmati hindangan, kamu bisa melanjutkan bermain-main di pantai. Pantai Depok cukup luas dan panjang. Kamu bisa main bola dengan sangat leluasa di pantai ini. Meski berpasir hitam, namun teksturnya sangat lembut

4. Pantai Samas


( sumber: seenopsees.blogspot.com )
     Pantai Samas masih berada satu garis pantai dengan Parangtritis, Parangkusumo dan Depok. Di pantai ini terdapat sebuah mercusuar yang bisa kamu gunakan untuk menikmati pemandangan pantai dari ketinggian sehingga lebih puas. Saat jalan-jalan ke pantai Samas kamu disarankan untuk tidak berenang karna kondisi bibir pantainya yang cukup curam
      Di hari-hari tertentu, pantai Samas juga digunakan untuk melakukan ritual adat oleh masyarakat setempat. Beberapa ritual adat yang diadakan di pantai ini antara lain Upacara Kirab Tumuruning Maheso Suro dan Labuhan Sedekah Laut. Saat hari libur di pantai ini jgua diadakan pentas seni budaya

5. Pantai Pandansari / Patehan


 (sumber: log.viva.co.id )
      Nama lain pantai Pandansari adalah pantai Patehan. Sama seperti pantai Samas, ombak di pantai Pasehan ini juga cukup tinggi sehingga kamu disarankan untuk tidak berenang di pantai ini.
      Namun, kamu bisa menikmati keindahan pantai ini dengan cara lain. Misalnya dengan menaiki mercusuar yang berada di sebelah utara pantai. Kamu bisa menyaksikan keindahan pantai selatan dari atas menara setinggi sekitar 40 meter tersebut. Di pantai Patehan juga terdapat perkebunan buah Naga

6. Pantai Goa Cemara

 
(sumber: alternatifwisata.blogspot.com )
       Dinamakan pantai Goa Cemara karna di pantai ini banyak sekali terdapat pohon cemara. Beberapa dari ranting pohon tersebut melengkung dan membentuk seperti sebuah goa
       Pantai ini masih berada di desa yang sama dengan pantai Patehan. Jenis pohon cemara yang ada di pantai goa cemara adalah cemara udang. Selain membuat pemandangan semakin indah, pohon-pohon cemara tersebut juga berfungsi untuk menahan abrasi pantai sehingga tanah di sekitar pantai tidak tergerus oleh ombak
     Pantai ini belum banyak diketahui oleh wisatawan dan baru dibuka oleh pemerintah kabupaten Bantul pada tahun 2010 lalu

7. Pantai Kuwaru

( sumber: wikimapia.org )
      Suasana di pantai Kuwaru tidak jauh berbeda dengan pantai Goa Cemara. Disini terdapat banyak pohon cemara udang yang digunakan untuk mencegah abrasi dan angin laut. Lokasi pantai ini berada di desa Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan
     Berjalan kaki bertelanjang kaki sambil merasakan embusan anginnya yang kencang juga merupakan opsi menarik untuk mencari inspirasi di pantai Kuwaru

8. Pantai Baru


(sumber : backpackology.me )
       Pantai Baru adalah tetangganya pantai Goa Cemara. Masih berada di desa yang sama. Suasana pantai juga tidak jauh berbeda dengan didominasi oleh pemandangan pohon cemara udang yang membuat pemandangan semakin indah
      Di pantai Baru kamu bisa nikmati udaranya yang segar dan menenangkan. Ombak dan angin di pantai Baru juga cukup besar. Pantai ini memang tidak terlalu ramai karna belum banyak diketahui keberadaannya sehingga sangat cocok untuk kamu yang tidak terlalu suka pantai yang terlalu ramai. Suasana di pantai ini masih bersih dan sangat nyaman

9. Pantai Pandansimo

pantai pandansimo
( sumber: yogyatrip.com )
       Dari semua pantai yang berada di kabupaten Bantul, lokasi Pandansimo adalah yang paling ujung. Pantai ini berada di ujung barat Bantul. Di sekitar pantai Pandansimo terdapat dua objek wisata religi yakni Pandanpayung dan Pandansari. Banyak pengunjung yang berziarah di kedua tempat tersebut
      Salah satu daya tarik pantai Pandansimo adalah keberadaan kincir angin yang merupakan sumber energi listrik di sekitar pantai. Ada sekitar 34 kincir di pantai tersebut yang mampu menghasilkan energi listrik 2,5 kw hingga 10 kw. Kincir tersebut merupakan hasil kolaborasi kampus UGM dan Menristek
     Di pantai ini pengunjung juga bisa berbelanja ikan segar dari para nelayan

Sejarah Kota Bantul

                                                      INDAHNYA KOTA BANTUL

SEJARAH

         Berawal dari Kisah Seorang Ki Ageng Mangir. Ki Ageng Mangir, bukan nama asing dalam sejarah Mataram. Di mata Mataram, Mangir dikenal sebagai tokoh pemberontak karena dituduh ingin melepaskan diri dari Mataram. Dia mati di tangan Panembahan Senopati yang sebenarnya merupakan mertuanya sendiri. Panembahan Senopati mengatur skenario dengan menjebak Ki Ageng Mangir dengan mengirimkan Pembayun, putrinya untuk memikat Mangir dengan cara menyamar sebagai penari tayub.
Strateginya berhasil dan kemudian dia meminta Ki Ageng Mangir untuk mau datang menghadap ayahandanya. Namun saat menghadap dan sujud di depan Panembahan Senopati, kepalanya dibenturkan ke batu gilang tempat duduk sang raja.
       Siapa sebenarnya Ki Ageng Mangir tidak ada catatan yang jelas. Dalam Babad Mangir disebutkan setidaknya ada tiga tokoh yang menggunakan nama Mangir. Trah Mangir ini dalam babad diceritakan berasal dari Brawijaya V yang berputra Radyan Alembumisani. Alembumisani ini melarikan diri dari Majapahit ke arah barat bersama istrinya. Kemudian dia mempunyai seorang putra yang diberi nama Radyan Wanabaya. Radyan Alembumisani meninggal di daerah Gunungkidul. Radyan Wanabaya inilah yang kemudian tinggal di Mangir sehingga ia terkenal dengan nama Ki Ageng Mangir Wanabaya (Mangir I). Ki Ageng Mangir Wanabaya I menurunkan Ki Ageng Mangir Wanabaya II. Mangir I juga mempunyai istri (selir), putri dari Demang Jalegong. Dalam cerita tutur dikenal Rara Jalegong melahirkan anak yang berupa naga yang diber nama Ki Bagus Baruklinting ini mempunyai kesaktian yang luar biasa pada lidahnya sehingga lidahnya dibuat menjadi sebilah mata tombak oleh ayahnya sendiri dan diberi nama Kiai Baru.
       Dalam cerita rakyat dipercaya bahwa Ki Bagus Baruklinting adalah naga yang berubah wujud menjadi tombak pusaka (Kiai Baruklinting). Tombak Kiai Baruklinting senantiasa disanding oleh Ki Ageng Mangir. Namun senjata ini tidak dibawa menghadap Panembahan Senopati karena syarat menghadap raja semua senjata harus dilepas.
      Dusun Mangir sekarang terbagi atas tiga wilayah, yakni Dusun Mangir Lor, Mangir Tengah dan Mangir Kidul. Lokasi ini terletak kira-kira 20 kilometer dari Kota Jogja. Secara administratif dusun ini masuk dalam wilayah Kalurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Peninggalan yang masih ada di daerah ini antara lain batu persegi dengan ukuran 1×1 meter yang dipercaya sebagai tempat duduk Ki Ageng Mangir, arca lembu (kendaraan Dewa Siwa) dan beberapa fragmen arca.
      Selain itu ada beberapa peninggalan lain yang cukup tersebar di Dusun Mangir, yakni berupa onggokan batu bata dalam ukuran lebih besar dari rata-rata ukuran batu bata di zaman sekarang, onggokan batu bata yang hampir tersebar di seluruh Dusun Mangir ini diperkirakan merupakan sisa-sisa bangunan keraton Ki Ageng Mangir di masa lalu. (ZUH/Harian Jogja)
      Cerita mengenai saat-saat boyongan dari Mangir ke Mataram merupakan sebuah kisah yang dramatis, hanya sayang tidak banyak masyarakat yang mengetahuinya. Kisah ini dapat dibaca dalam Babad Mangir. Dalam adegan ini pulalah kata BANTUL berasal, karena banyaknya EMBAN yang membawa uba rampe serta srah-srahan dengan cara dipikul yang MENTUL-MENTUL. Itulah asal dari kata BANTUL, yang kini menjadi salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta
Menurut Sejarah yang ditulis di Wikipedia
      Pemerintah Hindia Belanda dan sultan Yogyakarta pada tanggal 26 dan 31 Maret 1831 mengadakan kontrak kerja sama tentang pembagian wilayah administratif baru dalam kasultanan disertai penetapan jabatan kepala wilayahnya. Saat itu Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi tiga kabupaten yaitu Bantulkarang untuk kawasan selatan, Denggung untuk kawasan utara, dan Kalasan untuk kawasan timur. Menindaklanjuti pembagian wilayah baru Kasultanan Yogyakarta, tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 Sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang sebelumnya dikenal bernama Bantulkarang tersebut di atas. Seorang nayaka Kasultanan Yogyakarta bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercaya Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk memangku jabatan sebagai bupati Bantul.
       Pada masa pendudukan Jepang, pemerintahan berdasar pada Usamu Seirei nomor 13 sedangkan ‘stadsgemente ordonantie’ dihapus. Kabupaten memiliki hak mengelola rumah tangga sendiri (otonom). Kemudian setelah kemerdekaan, pemerintahan ditangani oleh Komite Nasional Daerah untuk melaksanakan UU No 1 tahun 1945. Akan tetapi di Yogyakarta dan Surakarta undang-undang tersebut tidak diberlakukan hingga dikeluarkannya UU Pokok Pemerintah Daerah No 22 tahun 1948 dan selanjutnya mengacu UU Nomor 15 tahun 1950 yang berisi tentang pembentukan Pemerintahan Daerah Otonom di seluruh Indonesia.